Ternyata Tuhan sangat cepat mengabulkan do’a si Melati.
Bahkan berikut dengan kemungkinan terburuk Tuhan sudah menyiapkan sandaran
untuknya.. Hiburan dari hati untuk diri sendiri bak buaian semata dan hanya
sebagai pengalihan sementara. Faktanya sosok cermin itu sekarang sudah
menemukan pelabuhan untuk hatinya. Kala mendengar berita itu Melati tak
menangis, namun badan rasa ngilu dan menggigil. Kali ini Melati ingin menyampaikan
dari sesungguhnya hati yang dengan air mata ikut menyelimutinya. Air mata
bahagia atau sedih, dia tak tahu hanya sekarang dan dan berusaha netral saja
agar tak ada yang tersakiti satu sama lain.
Sang Pencipta menciptakan malam dengan segala
keistimewaannya. Sunyi dan senyap yang menjadi saat tepat curahan hati.
Sepertiga malam disaat masih banyak yang terlelap, Melati sibuk berbisik dengan
kata hatinya.
Melati ternyata mulai merasakan arti kehilangan….
“Menerima itu mudah.
Terlarut dalam sedih atau bangkit adalah sebuah pilihan. Menangislah dan dekap
semua dalam do’a lalu bangkit”
Jika jatuh cinta adalah sebuah pilihan tentunya Melati tak
akan memilih tuk jatuh cinta. Namun (mungkin) jatu cinta datang secara alamiah,
tiba-tiba karena beberapa alasan. Jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh
diri (katanya). Benarkah? Mungkin itu juga yang menjadi alasan para muda mudi “menyerah”
menghadapi hidup.
Melati ternyata mulai merasakan arti kehilangan…. Allah yang
Maha Mengetahui dan segala kan indah pada waktunya. Pun disaat kehilangan kita
akan menemukan suatu hal yang lebih indah.
Semangat Melati!
Jatinangor, 01 Maret 2016
With love,
Sayap kecil
No comments:
Post a Comment