Monday 9 May 2016

Tangan Tuhan masih 'Bekerja'


Saya coba sekali lagi, dengan segala upaya kemudian saya mengatakan saya berhasil kali ini. Meskipun yang terpampang nama saya tidak disebutkan. Tapi Tuhan membisikkan kebahagiaan.

Lelah, tapi prestasi baru sudah saya buat. Berani melawan ketakutan dan menantang untuk melampaui diri. Saya menangis namun percayalah saya baik-baik saja. Karena air mata ini menjadi titik langkah awal kembali dengan energi yang positif, baru, dan lebih mantap kemana arah yang seharusnya tertuju untuk masa depan di dunia ini.

I’m a young lady, officially turned into 2* years old in this 7th May 2016. (Aaaakkkk tua. hahaha)

Saya mau mencoba menulis segala hal yang saya rasakah, alasan melangkah maju atau mundur, atau bahkan berhenti sejenak. Apa yang saya tulis bisa jadi orang yang membaca pernah atau sedang mengalami hal yang sama dengan saya, dan percayalah bahwa apa yang kita jalani saat ini bukan ‘too much’ God always said that it is ‘enough’ for us. Jangan ragukan itu. Jangan malu ketika mengeluarkan air mata di depan orang lain, tapi tetaplah pasang jiwa ‘pantang menyerah’ dalam hati kecil, as a fuels, life booster, and the power indeed.

Lama sekali saya tidak bercerita, mau menceritakan namun takut ini terlalu pribadi untuk diceritakan. Saya akan memulai dari refleksi saya dua tahun terakhir, tantangan dan fever pitch.
1. Saya bertemu banyak sahabat dari Sabang-Merauke semenjak tahun 2013. Mengajarkan saya bahwa ternyata ada loh ‘saudara ketemu gede’ itu. Pribadi SMA saya yang agak pendiam dan tertutup perlahan mulai bisa dan berani untuk berkata, berpendapat, bergerak, dan tentunya lebih berani untuk menjadi diri sendiri.
2. I’m a student and I’m a freelancer. Saat ini masih kuliah semester 4 di Universitas Padjadjaran dan sebagai digital marketing dari UKM2 di Jakarta
3. Soon to be creative-sociopreneur! Apa ya? Jadi saya sudah mulai belajar untuk menjadi penjahit, dari uang gaji saya mengumpulkan modal untuk mulai wirausaha
4. Enggak minta uang ke orang tua. Some this might sounds great, karena menjadi mandiri bisa jadi idaman. However, saya mandiri berawal dari keterpaksaan untuk melampaui diri, bertahan hidup di tanah rantauan, dan agar tetap bisa menjalankan passion untuk berbagi. Thanks a lot untuk para kakak2 yang ketemu gede, kak Windi, kak Isra, kak Depay, Teh Rina, kak Rita, kak Teguh, kak Vino, kak Agustina, bg Az, kak Dini Fitria, dan kakak2 lainnya yang menjadi penguat dan memberikan power tersendiri untuk selalu ‘move on’ (pindah) dalam artian perasaan, mimpi, karya, dsb. Para mentor kece dari Sahabat Pulau dan GMB ^^
5. Finally, saya berhasil untuk berani berkata ‘NO’ atas beberapa tawaran. Sangat penting menurut saya ketika kita berani tidak berarti kita berani pula untuk memertahankan apa yang harus kita pertahankan untuk menjadi prioritas. Singkatnya ditawari jabatan dalam organisasi di kampus. Sebaliknya, jika kita sudah berkata 'YES' we should know that we need to keep our commitment, consistency, and consequences. Kita bebas memilih, orang bebas memberikan saran. The one thing that we need to know, jangan lupa untuk melibatkan hati kecil dalam pengambilan keputusan, even keputusan yang penuh dengan logika sekalipun. I’m a great believer, bahwa hati kecil tidak pernah salah.
6. I’m ready. Yaps, setelah sekian saya berhenti sejenak, merenungi dan mencoba menggambar masa depan mau seperti apa, saya harus lebih siap ‘kembali ke kulit’. Alhamdulillah, saya sekarang jauh bisa mengenal diri saya, berikut kapasitas saya sehingga saya tidak sembrono dan asal bilang ‘iya’ ketika diberi tugas atau amanah. Hehehe
7. Organisasi dalam kampus? Duhh, saya kupu-kupu nih :p Tapi tidak apa kita menjadi kupu-kupu sekarang, asal kita tahu langkap untuk memilih, toh bisa jadi gaya ngampus kita adalah strategi kita raih cita-cita bukan? Waktu senggang saya gunakan untuk pelatihan intens via online, sepeti tentang public speaking, bahasa ingris, menjahit, bertemu teman dan bekerja. Hehehehe
8. Tiga client saat ini. Alhamdulillah
9. Fokus untuk selanjutnya : Bisnis (to upgrading both my personally and professionally skills), apply for exchange (dengan lambang Garuda dan atas nama Indonesia), volunteering (cause I’m passionate in community development) dan kuliah (kuy, cepet lulus deh mbak Pika)

(to be continued)