Aku kembali menulis, setelah 1 tahun lebih tak kualunkan jemariku. Aku kembali menulis, seperti biasa ya karena dengan menulis aku bisa menjadi aku. Segala yang ingin kutuangkan, kukatakan, dari dalam hati tertuang dalam goresan kalimat.
Setahun belakangan kulalui beberapa hal dalam kampus kehidupan ini. Hal yang paling saat ini aku incar adalah kesetiaan, teman setia, sahabat setia, dan diri yang setia dengan diri sendiri. Setiap napas kehidupan aku yakinkan kediri sediri bahwa 'sendiri tak mengapa'. Menjadi daya ukur keberanian seseorang jika mampu berjalan secara mandiri, mandiri, namun juga masih memiliki rasa peduli, rasa kasih, rasa cinta.
Cinta.. adalah kebahagiaan. Cinta bukan perkara musibah yang membuat kita terengah-engah, melainkan anugrah yang menjadikan hidup kita semakin berkah.
Aku menulis, tanpa memikirkan para pembaca akan menyukai atau tidak. Selera itu relatif. Aku menulis untuk kebahagiaan yang dimulainya dari diri sendiri. Kalau diri sendiri kita belum bahagia, bagaimana membahagiakan orang lain?
Aku menulis, untuk jejak. Agar kelas anak-anakku bisa membaca kembali dan mengambil hikmah cerita dari pengalaman ibunya. Aku menulis, karena aku yakin tulisan adalah obat dan senjata. Obat ke diri sendiri sekaligus menjadi senjata bagi yang membacanya.
----
Setahun belakangan kulalui beberapa hal dalam kampus kehidupan ini. Hal yang paling saat ini aku incar adalah kesetiaan, teman setia, sahabat setia, dan diri yang setia dengan diri sendiri. Setiap napas kehidupan aku yakinkan kediri sediri bahwa 'sendiri tak mengapa'. Menjadi daya ukur keberanian seseorang jika mampu berjalan secara mandiri, mandiri, namun juga masih memiliki rasa peduli, rasa kasih, rasa cinta.
Cinta.. adalah kebahagiaan. Cinta bukan perkara musibah yang membuat kita terengah-engah, melainkan anugrah yang menjadikan hidup kita semakin berkah.
Aku menulis, tanpa memikirkan para pembaca akan menyukai atau tidak. Selera itu relatif. Aku menulis untuk kebahagiaan yang dimulainya dari diri sendiri. Kalau diri sendiri kita belum bahagia, bagaimana membahagiakan orang lain?
Aku menulis, untuk jejak. Agar kelas anak-anakku bisa membaca kembali dan mengambil hikmah cerita dari pengalaman ibunya. Aku menulis, karena aku yakin tulisan adalah obat dan senjata. Obat ke diri sendiri sekaligus menjadi senjata bagi yang membacanya.
----
No comments:
Post a Comment