Sekitar sebulan yang lalu, aku
menapaki kembali ibukota setelah sebelumnya di Jatinangor melewati masa UAS
semester 2. Seiring berjalannya waktu seiring tumbuh dan berkembangnya diriku,
aku ingin menjadi perempuan yang lebih mandiri. Sudah tidak lagi aku memikirkan
bagaimana keluarga bisa menghidupi keadaanku, karena pun mereka untuk makan dan
kebutuhan sehari-haripun sangat alhamdulillah ketika sudah bisa terpenuhi. Menjadi
cita-cita bagi saya, untuk bisa menafkahi dan memberi sebanyak-banyaknya untuk
keluarga.
Aku pernah menyesal punya bapak.
Belum ada 3 tahun belakangan ini di tanah rantauan aku mulai merasakan indahnya
memaafkan dan indahnya memiliki seorang bapak. Bagaimana tidak, bapak menafkahi
anaknya dengan hasil jualan togel dan berjudi. Masa kecilku banyak teman-teman
dan tetangga yang mengucilkan aku karena pekerjaan bapak. Bahkan sudah menjadi
keseharianku mencium bau minuman keras di rumah, membersihkan muntahan bapak di
pagi hari, merendam cucian yang sangat bau pula. Maka dari itu aku berjuang
keras belajar untuk menjadi anak berprestasi agar bisa mengangkat nama baik
keluarga. Buku-buku di rumah yang saat ini tersimpan baik di lemari menjadi
saksi perjuangan dan teman terbaik ketika aku sindiri di rumah.
Hati bapak sangat berbanding
balik dengan pekerjaan yang sempat dijalaninya selama belasan tahun itu. Bapak mengajarkan
saya makna cinta, bahwa mencintai tak sekedar tentang kelebihan tapi juga
mencintai kelemahan dan kita hadir untuk melengkapi cinta itu.
I am not ashamed to say that no man I ever met was my father’s equal, and
I never loved any other man as much. Love you Bapak… Akulah anak perempuan
semata wayangmu yang akan menjadi kebanggaanmu.
Kisah satu bulan yang lalu, baru
aku rasakan keharuannya...
Tak terasa ketika ingat bapak dan
ketulusan beliau untuk anak perempuan semata wayangnya ini air mataku menetes.
Bapak menjadi semangat juangku, dan aku menjadi semangat juang bapak.
Kisah satu bulan yang lalu, baru
aku rasakan keharuannya...
Bapak transfer uang 300 ribu melalui
rekening temannya, karena bapak tidak punya rekening di rumah. Sempat mengkhawatirkan
uang itu dari perjudian kembali, kemudian bapak telfon dan bilang kalau bapak
sudah mendapatkan pekerjaan dari pak Lurah untuk bantu renovasi rumah pak
Lurah. Aku tau itu pekerjaan hanya sebentar, dan beberapa hari juga akan
selesai. The story and the reason behind that job, indeed he did it for me, her
far away daughter. As he also never ending to echoing my name proudly to people’s
village. Dan “Terima ndok, 300 ribu hasil keringat bapak”
Aku tidak akan pernah bisa
mendeskripsikan kasih sayang bapak ke anaknya, kasih sayang orang tua hingga
aku menjadi orang tua, ya menjadi seorang ibu kelak..
Terimakasih Tuhan, aku memiliki
bapak yang menerimaku apa adanya. Meskipun aku bukan anak kandungnya, tapi tak
kurang dari utuh dan tulus yang beliau berikan. Skenario-Mu begitu indah
kurasakan. Do’aku kemudian,aku ingin merasakan sholat bersama bapak, ya aku
ingin mengajarkan bapak untuk sholat. Aamiin
Tulisanmu selalu memberikan cermin buat pembaca pi. Menarik :)
ReplyDeleteTerimakasih bang :) Pika mencoba menerjemahkan apa yang dari hati Pika, setelah menulis Pika merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Alhamdulillah jika bisa menjadi cermin bagi yang membaca.
DeleteRopekkk T.T
ReplyDeleteYou are strong girl.. smg cita2 n doa2mu diijabahi gusti Allah.. semangat.....
Ellyza... Makasihh yaa. You are strong girl too! ^^ Aamiin YRA.
Delete